Sabtu, 21 Maret 2020

FENOMENA SENI RUPA INDONESIA (1)


   

                                                                  Untuk kelas XI SMA


                

            Assalamualaikum warohmatullohiwabarokatuh
Semoga keselamatan dan rahmat Allah, serta keberkahan-Nya
                                  terlimpah pada kalian

   Pada materi pembelajaran kali ini kita akan belajar tentang
         Fenomena Seni Rupa di Indonesia yang merupakan
               rangkaian peristiwa perkembangan senirupa, 
                          baik wujud maupun konsepnya


                                  Sebelum membaca materi Fenomena Seni Rupa di Indonesia
                                  silahkan    simak video pelukis Basuki Abdullah dibawah ini!

    Basuki Abdullah Sang Maestro (sumber: youtube)
                     
A.  Seni  Rupa Pramodern

Istilah seni rupa pramodern  menunjukkan  babakan sejarah di mana manifestasi karya seni rupa  hadir  sebelum zaman industri. Perkembangan  seni rupa  dilihat dari aspek kesejarahan merupakan rangkaian perubahan, baik dari aspek konseptual maupun aspek kebentukan. Berikut akan disampaikan aliran-aliran seni rupa hingga saat ini.

1.  Primitivisme
Primitivisme adalah corak karya seni rupyang memiliki sifat bersahaja, naif, sederhana, spontanjujur, baik dari segi penggarapan bentuk maupun  pewarnaan. Senimannya bebas dari belenggu profesionalisme, tradisi, teknik, dan latihan formal proses kreasi seni. Perhatikan contoh patung primitif dari Sulawesi Tengah. Patung primitif tersebut merupakan karya tiga dimensi yang perwujudannya mengekspresikan makna seni dengan bahasa bentusimbolik.

Patung Pra Sejarah dari Sulawesi Tengah (sumber: kumparan.com)
    
Perhatikan perbedaannya dengan patung   Yunani klasik mengekspresikan maknseni dengan idealisasi bentuk mimesis (mengimitasi atau meniru) rupa manusia dalam wujud yang indah dan sempurna.
Patung Apollo ( sumber: tirto.id)
     Contoh hasil karya dua dimensi pada zaman pra sejarah. Sebuah lukisan di gua Pangkep Sulawesi Selatan.


Lukisan di dinding gua di daerah Pangkep Sulawesi Selatan (sumber:https://www.koranpangkep.co.id/)

Adakah  persamaan dengan lukisan prasejarah di Perancis ?
 Pada gambar dibawah adalah lukisan dinding yang terletak di gua Lascaux di Dordogne di PrancisLukisan dinding ini menggambarkan banyak spesies hewan dan gambar manusia yang dilukis dengan warna tanah berpigmen coklathitamkuning dan merah.


Lukisan presejarah di gua Lascaux Perancis (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Lascaux_painting.jpg)

2.  Naturalisme
Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk  menghasilkan karya seni sehingga seniman  terikat  sekali pada hukum  proporsi, anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan objek yang dilihat oleh mata. Tokoh-tokohnya antara lain, Abdullah SR, Wakidi, Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain-lain.

Lukisan karya Basuki Abdullah, Gunung Sumbing (sumber : Buku Seni Budaya Kelas XI, Kemendikbud)
Dibawah ini  sebuah karya lukisan dari pelukis Wakidi.   Wakidi adalah seorang  pelukis pemandangan yang mahir. Ia dikenal sebagai pelukis dengan tema-tema tentang panorama dan kehidupan Sumatera Barat. Di kancah nasional perkembangan seni rupa modern Indonesia, Wakidi semasa dengan pelukis Abdullah Suriosubrata dan Mas Pirngadi. Kelak mereka bertiga sering disebut sebagai pelukis Mooi Indie.


Lukisan Wakidi. Balai Desa di Minangkabau (sumber : http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/wakidi)
3.  Realisme
   Aliran seni rupa realisme merupakan perkembangan lebih lanjut dari naturalisme. Aliran ini muncul di belahan dunia barat sekitar pertengahan abad ke-17. Intisari filosofinya menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni. Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa kategori. Misalnya, realisme sosialis (yang cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan pahit). Herbert Read antara lain menyatakan,Jenis seni rupa yang sepenuhnya dapat kita sebut sebagai realistis adalah yang berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan objek dengan tepat, dan seni seperti ini, sebagaimana halnya filsafat realisme, selalu berdasar atas keyakinan atas keberadaan objektif dari sesuatu”. Jadi dalam pengertian murni, aliran realis berusaha melukiskan keadaan secara nyata, seniman  realis memandang  dunia  ini tanpa  ilusi, mereka menciptakan karya seni rupa yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar  ada di dunia ini. Dengan perkataan lain seniman realis mendasarkan seninya pada penerapan panca inderanya tanpa mengikutsertakan fantasi dan imajinasinya. Tokoh-tokoh realisme di Indonesia antara lain, Raden Saleh (realisme romantis),  S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji (realisme fotografis), Dede Eri Supria, dan Ronald Manullang (Realisme Baru).
   
                                         Contoh lukisan realisme fotografis :

Rustamadji, Pasar Klaten, Oil on Canvas,1990
    (sumber : https://lukisanku.id/lukisan-pasar-klaten-karya-rustamadji/)
   
                                         Contoh lukisan realisme romantis :
  
Raden Saleh, Antara Hidup dan Mati ( Buku Seni Budaya Kelas XI, Kemendikbud 2017)

   
                                            Contoh lukisan realisme baru :


Dede Eri Supria, Untitled, Oil on Canvas,1991 (sumber : http://www.artnet.com/artists/dede-eri-supria/untitled)

Setelah kalian amati ke tiga lukisan realis tersebut, apakah yang menjadi perbedaannya ? Pada teknik atau tema lukisan ?

Untuk memahami lukisan karya Dede Eri Supria simak video dibawah ini :


 Dede Eri  Supria an Indonesian Artist (sumber : youtube)
                             
4.  Dekoratif
   Karya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan  dengan hasrat menyederhanakan  bentuk dengan jalan mengadakan distorsi, ciri-cirinya bersifat kegarisan, berpola, ritmis, pewarnaan yang rata, dan secara umum mempunyai kecenderungan kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini menyebabkan keindahan  rupa  dekoratif termasuk  kategori seni yang mudah  dicerna oleh masyarakat. Pada karya dua dimensi sering mengabaikan unsur perspektif dan anatomi, sedangkan pada karya tiga dimensi mengabaikan plastisitas bentuk (naturalistis).
   Karya seni rupa  dekoratif dapat  diklasifikasi menjadi  dua  bagian utama,  yakni dekoratif figuratif dan dekoratif geometris. Dekoratif figuratif biasanya ditandai dengan penggambaran wujud figur atau bentuk-bentuk  di alam yang kita kenali. Seperti misalnya, pemandangan, pasar, kota, hewan-hewan di tengah rimba, lukisan kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Namun teknik pelukisannya tidak berupaya untuk  meniru  rupa  secara realistis, melainkan dikerjakan dengan bentuk yang datar tanpa memperhitungkan  aspek volume dalam penggarapan bentuk visual.
   Dekoratif geometris adalah karya-karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam, perwujudannya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk  membangkitkan  perasaan keindahan  dalam diri pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada pola, motif, bentuk-bentuk, dan teknik pelukisan yang menuntut  keterampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya.
    Seni rupa dekoratif geometris dapat dilihat pada ragam hias di daerah-daerah seluruh kepulauan Indonesia. Misalnya motif pilin berganda, lingkaran, elips, setengah lingkaran, segi tiga, prisma, empat persegi, dan lain-lain. Motif tersebut biasanya tersusun rapi dengan teknik pengulangan, sehingga tercipta suatu harmoni, karena penempatannya mementingkan keteraturan dan kerapian, maka dalam bentuk tradisional komposisinya simetris. Namun kerap pula kita jumpai dalam era modern komposisi yang bebas, seperti pada karya Sapto Hudoyo dan Hatta Hambali.

Lukisan Dekoratif Figuratif  karya  Irsyam, The Pet Bird (sumber : Buku Seni Budaya Kelas XI, Kemendikbud 2017) 


Lukisan Dekoratif Geometirs Hatta Hambali, Gadis Bali (sumber : http://www.akart.com)
   Tokoh-tokoh pelukis dekoratif di Indonesia adalah Kartono Yudokusumo, Widayat, Suparto, Ratmoyo, Batara Lubis, Amrus Natalsya, Irsam, Sarnadi Adam, Ahmad Sopandi, Boyke Aditya, A.Y. Kuncana, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, I Gusti Made Deblog, dan masih banyak lagi.

Lukisan dekoratif Widayat, Burung burung di Pulau Dua( sumber : lelang-lukisanmaestro.blogspot.com/2011/07/lukisan-karya-widajat.html)


Lukisan Batara Lubis, Three Birds (sumber : http://www.sopopanisioan.blogspot.com)

Suparto, Tiger (  Buku Seni Budaya Kelas XI, Kemendikbud 2017) 
Karya dekoratif  tiga dimensi berbentuk relief. Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candikuilmonumen dan tempat bersejarah kuno. 

Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur merupakan salah satu contoh yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya relief dekoratif dibuat dengan bahan kayu.Di Indonesia pusat pembuatan relief di Jepara Jawa Tengah dan Bali dengan tema tradisional cerita pewayangan.


Relief Karmawibangga dari Candi Borobudur (sumber :https://docplayer.info/)


Relief Ramayana (sumber: https://pixabay.comidphotosbali-hindu-batu-ukiran-ramayana)

BSaatnya mengerjakan Quiz.

      Setelah memahami bacaan diatas silakan mengerjakan kuis dibawah ini.
      Klik Start kemudian pilih jawaban yang paling benar dengan mengklik salah satu pilihan        jawaban dari  lima   pilihan jawaban yang disediakan.

13px;">berkaryasenirupa#fenomenasenirupa#seniprimitif#realisromantis#realisfotgrafis#realismebaru#dekoratiffiguratif#dekoratifgeometris#sma2purwokerto#belajardarirumah#coronavirus


                                      

Minggu, 03 September 2017

BERAPRESIASI SENI BUDAYA

Apresiasi berasal dari bahasa latin appretiatus yang lebih kurang mempunyai   arti mengerti   serta   menyadari   sepenuhnya   hingga   mampu menilai dengan   semestinya. Dalam   hubungannya   dengan   seni  kata   apresiasi mempunyai arti  mengerti dan  menyadari  tentang  hasil  karya seni  serta menjadi  peka terhadap  nilai estetisnya, sehingga  mampu menikmati  dan menilai  karya  seni tersebut. Dalam pengertian yang lebih  luas,  apresiasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang menikmati, mengamati, menghayati  serta menilai sekaligus  memberi masukan berupa kritikan yang objektif tanpa kehilangan rasa simpati terhadap sebuah karya seni.
Apresiasi mempunyai tiga tingkatan, yaitu :
a.  Apresiasi  empatik  adalah  apresiasi  yang  hanya  menilai  baik  dan kurang         baik  hanya  berdasarkan  pengamatan  belaka.  Apresiasi atau penilaian ini             biasanya        dilakukan  oleh orang awam yang tidak punya pengetahuan dan           pengalaman dalam       bidang seni.

b. Apresiasi  estetis  adalah  apresiasi  untuk  menilai  keindahan  suatu karya            seni.   Apresiasi pada tingkat ini dilakukan  seseorang setelah mengamati  dan        menghayati karya seni secara mendalam.

c.  Apresiasi  kritis  adalah  apresiasi  yang  dilakukan  secara  ilmiah  dan                sepenuhnya    bersifat  keilmuan   dengan      menampilkan      data  secara tepat,      dengan analisis,       interpretasi, dan penilaian yang bertanggung jawab.
Apresiasi  ini  biasanya  dilakukan  oleh  para  kritikus  yang  memang secara khusus  mendalami  bidang tersebut.  Dalam suatu apresiasi  akan terjalin komunikasi antara si pembuat karya seni (seniman) dengan penikmat karya seni (apresiator). Dengan adanya komunikasi timbal-balik ini, seniman diharap mampu mengembangkan   kemampuannya   untuk  dapat membuat karya seni yang lebih bermutu.

Secara teoretik menurut Brent G. Wilson dalam bukunya Evaluation of Learning in Art Education, apresiasi seni memiliki tiga domain, yakni: perasaan (feeling), dalam konteks ini terkait dengan perasaan keindahan, penilaian (valuing) terkait dengan nilai seni, dan empati(emphatizing), terkait dengan sikap hormat kepada dunia seni rupa, termasuk kepada profesi.seniman, yaitu perupa (pelukis, pematung, penggrafis, pengeramik, pendesain, pengriya, dan lain-lain).

1. Pengembangan Sikap Apresiatif Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari,      Seni Teater

Pada hakikatnya semua manusia dianugerahi oleh Tuhan apa yang disebut “sense of beauty”, rasa keindahan. Meskipun ukurannya tidak sama pada setiap orang, jelas setiap manusia sadar atau tidak menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika kita memantas diri dalam berpakaian, memilih dasi, memilih sepatu, dan berdandan (sekedar contoh). Senantiasa rasa keindahan berperan memandu perilaku kita untuk memilih apa yang kita anggap menampilkan citra harmonis yang pada umumnya kita sebut tampan, gagah, cantik, ayu, rapi. Dalam bahasa sehari-hari, yaitu penggunaan kata “lain” menyebut fenomena keindahan. 
Demikian pula dalam melengkapi kebutuhan hidup, kita selalu dipandu oleh rasa keindahan. Katakanlah dalam menata arsitektur rumah tinggal, memilih perabotan rumah tangga, televisi, kulkas, otomotif, sampai kepada pembelian piring, sendok, garpu, dan segala macam barang yang kita gunakan di kota. Demikian pula pada kehidupan di desa, hampir semua benda yang dibutuhkan memiliki kaitan dengan rasa keindahan dan seni, seperti kain tenun, keris, batik, ornamen, busana, keramik, perhiasan, alat musik, dan banyak lagi.

Hal yang sama terdapat pula di daerah pedalaman, betapapun sederhana tingkat kehidupan manusia, dalam perlengkapan dan peralatan hidupnya, seperti busana, tata rias, motif ornamen, tari-tarian, musik, dan banyak sekali karya-karya seni etnik yang sangat indah dan mengagumkan. Dengan uraian ini, menjadi jelas bahwa seni terdapat di mana-mana. Itulah sebabnya kesenian secara antropologis ditempatkan sebagai unsur kebudayaan yang universal, sama seperti rasa keindahan yang juga bersifat universal. 

Tingkat kepekaan perasaan keindahan akan berkembang lewat kegiatan menerima (sikap terbuka) kepada semua manifestasi seni rupa, mengapresiasi aspek keindahan dan maknanya (seni lukis, seni patung, seni grafis, desain, dan kriya) menghargai aspek keindahan dan kegunaannya (desain produk atau industri, desain interior, desain komunikasi visual, desain tekstil, dan berbagai karya kriya (kriya keramik, tekstil, kulit, kayu, logam dan lain-lain). Melalui proses penginderaan, kita mendapatkan pengalaman estetis.

a. Seni Pertunjukkan ( Audio Visual)
Simak Video Koreografi Seni Tari dibawah ini, perhatikan  dan nikmati gerakan gerakan penari, komposisi musik dan tata lampunya !
Video 1:
(sumber : Video koreografi Tari Patih Ngalengka -Youtube-Jogja_Archive)

Video kedua dibawah ini adalah pertunjukkan teater. Amatilah dengan seksama, perbedaan apakah yang anda lihat dari  kedua video  pertunjukkan tersebut?
( sumber: Video  pementasan " Para Pensiunan "  Taeter Gandrik-Youtube )

b. Seni Musik (Audio)
Karya Seni Musik Pop Indonesia. Untuk mendengarkan  klik link     dibawah ini
( sumber : Lagu Galau  2020-Judika-Youtube )

c. Seni Rupa (Visual)
Karya seni rupa secara fungsional dibagi menjadi seni rupa murni dan seni rup terapan. Karya seni murni diciptakan untuk mengekspresikan jiwa, dalam hal ini termasuk didalamnya ide, konsep dan perasaan. Sedangkan karya seni rupa terapan pada waktu proses penciptaannya terkandung tujuan dan fungsi tertentu.Materi seni rupa dimensi selengkapnya bisa  di klik ðŸ‘‰senirupa dua dimensi.

Contoh seni rupa murni dua dimensi.  Sebuah lukisan kaligrafi karya AD Pirous, Maka Bertasbihlah dengan Menyebut Nama Tuhanmu Yang Maha Besar, media  acrylic, emas pada kanvasukuran 120 x 145 cm

sumber gambar : Buku Seni Budaya Kelas XI, Kemendikbud, 2017


Karya seni rupa murni tiga dimensi. Patung  karya Gregorius Sidharta berjudul Ayam Jantan berbahan bronze ukuran 80 x 70 x 25 cm.



Contoh karya seni rupa terapan dua dimensi. Kain tenun, kain sesek motif pucuk rebung dari Sumbawa.


sumber gambar : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia

Contoh karya seni rupa terapan tiga dimensi. Seni kerajinan anyaman bambu, wakul, tempat nasi.





Dari proses penghayatan yang intens, kita akan mengamalkan rasa keindahan yang dianugerahkan Tuhan itu dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan mengamati karya seni rupa murni dan seni rupa terapan, dalam arti praktis adalah kemampuan mengklasifikasi, mendeskripsi, menjelaskan, menganalisis, menafsirkan dan mengevaluasi serta  menyimpulkan  makna  karya seni. Aktivitas ini  dapat dilatih  sebagai kemampuan  apresiatif secara lisan maupun  tulisan.

Aktivitas pendukung, seperti membaca teori seni, termasuk sejarah seni dan reputasi seniman, dialog dengan tokoh seniman serta budayawan, merupakan pelengkap kemampuan berapresiasi, sehingga para siswa dapat menyertakan argumentasi yang logis dalam menyimpulkan makna seni.

Secara psikologis pengalaman  pengindraan  karya seni itu berurutan dari sensasi (reaksi panca indra kita mengamati seni), emosi (rasa keindahan), impresi (kesan pencerapan), interpretasi (penafsiran  makna  seni), apresiasi (menerima  dan  menghargai makna  seni, dan  evaluasi (menyimpulkan  nilai seni). 

Aktivitas ini berlangsung ketika seseorang mengindra karya seni, biasanya sensasi tersebut diikuti dengan aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi,  analogi, diferensiasi, dan  sintesis. 
Pada umumnya karya seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi pengamatnya.


 #materi senibudayakelasxi#apresiasisenitariteatermusikrupa#belajardarirumah





















Minggu, 30 April 2017

PELAKSANAAN PAMERAN SENI RUPA

                        
Pelaksanaan pameran mencakup kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama-sama, penataan ruang, pelaksanaan pameran dan penyusunan laporan.

Sebelum melanjutkan membaca silahkan  cermati  video pelaksanaan pembukaan atau  peresmian sebuah pameran dibawah ini :



A. Pelaksanaan Kerja Kepanitiaan

Pelaksanaan pameran merupakan puncak dari implementasi rencana yang telah disusun pada perencanaan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan berjalan lancar bila semua pihak khususnya panitia pameran melakukan kerjasama dan berkomitment untuk mensukseskan pameran tersebut.

B. Penataan Ruang Pameran 

Sebelum dilakukan penetaan pameran, panitia pameran terlebih dulu membuat rancangan denah ruang pameran. Hal ini berfungsi untuk  mengatur arus pengunjung, komposisi penataan ruang yang serasi, pengaturan jarak dan tinggi rendah pandangan terhadap karya yang dipamerkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan penataan ruang : 
  • karya yang memiliki komposisi warna yang kuat hendakanya tidak  didekatkan dengan karya dengan komposisi warna yang lemah, 
  • karya dengan komposisi warna yang kurang hendak tidak diletakan pada ruang yang sedikit sinar karena akan semakin memperlemah warna yang ada,

  • pemberian cahaya lampu jangan sampai menyilaukan mata atau mengganggu pandangan orang yang melihatnya.
  • pemasangan karya hendaknya sejajar dengan pandangan mata, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah,
  • pemasangan karya yang lebih tinggi dari tubuh penikmatnya harus dibuat condong ke bawah sehingga mudah dinikmati.
  • letakan    beberapa   pot bunga   dan    tanaman     untuk memperindah dan menyegarkan ruangan,
  • letakan karya tiga dimensi pada tempat yang bisa dilihat dari berbagai sudut pandangan
  • pengelompokan karya harus memperhatikan ukurannya,jika tidak ada AC perlu menempatkan kipas angin untuk menghilangkan suasana panas,sediakan tempat sampah untuk menjaga kebersihan 
1. Penataan Alur Masuk Pengunjung 

Penataan alur arus pengunjung bila pameran disesuaikan dengan kondisi ruang. Dalam pameran sekolah dapat dibagi menjadi dua model alur :

a. Pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan didalam ruang kelas dengan satu pintu


b. Pengaturan lalu lintas pengunjing pameran didalam ruang kelas dua pintu

2. Penataan dan Penempatan Karya

Penataan karya di pameran dilakukan atas dasar pertimbangan berdasarkan jenis, ukuran, dan tinggi rendah pemasangan.

        Gambar contoh display atau penataan  karya seni rupa dalam sebuah ruangan pameran.


                                       Gambar penempatan karya seni rupa dua dimensi

                                          Gambar penempatan karya seni rupa 3 dimensi

   
       Gambar aransemen penataan karya gaya komposisi  memusat dan sama rata atau rata tinggi
                      ( sumber: buku Menimbang Ruang Menata Rupa,Mikke Susanto)


3. Pembukaan Pameran

Pelaksanaan pameran sekolah biasanya dimulai dengan kegiatan pembukaan pameran yang ditandai dengan sambutan dari ketua panitia, pembimbing serta sambutan kepala sekolah. Pada waktu pembukaan bisanya setiap pengunjung dibagi katalog pameran dan dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang telah disediakan oleh panitia.

Ada  beberapa   hal   yang   perlu   dilakukan   ketika   pengunjung pameran   mengunjungi    ruang    pameran,    di    antaranya:
  • pengunjung diupayakan mengisi buku tamu
  • bila masih ada, pengunjung yang hadir diberi katalog
  • sewaktu-waktu panitia mengamati suasana ruangan  seperti kondisi pencahayaan, dan keutuhan karya yang dipamerkan
  • pengunjung pameran hendaknya mengisi buku kesan dan pesan, hal ini sangat berguna untuk menilai tanggapan pengunjung terhadap proses pelaksanaan pameran dan karya yang dipamerkan      
  • selama berlangsungnya pameran, panitia harus selalu siap memberikan informasi, Jika pengunjung berminat terhadap salah satu karya seni yang dipamerkan dan bersedia membayar harga yang telah ditetapkan, maka panitia memasang dibawah label karya tanda atau tulisan TERJUAL.
4. Laporan Kegiatan Pameran        

 Laporan kegiatan pameran di sekolah secara tertulis dibuat oleh panitia pemeran sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pameran. Laporan ini kemudian ditujukan kepada Kepala Sekolah sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap segala kegiatan di sekolah. Laporan kegiatan juga diberikan kepada sponsor utama jika pihak sponsor memintanya. Sebagai penyandang dana utama kegiatan   pameran,  pihak  sponsor  biasanya  ingin  mengetahui bagaimana  dana  yang diberikannya digunakan secara baik oleh panitia.

Laporan kegiatan pameran tidak hanya berisi hal-hal yang baik saja tetapi  juga kekurangan dan kelemahan dalam penyelenggaraan. Laporan  berfungsi juga sebagai alat evaluasi kegiatan sehingga kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pameran dapat diperbaiki oleh panitia dalam kegiatan pameran di masa yang akan datang.








 

Rabu, 15 Februari 2017

PERLENGKAPAN PAMERAN


Video berikut memperlihatkan penataan karya dua dan tiga dimensi yang sangat baik. 
Karya yang dipasang terlihat rapi dan megah. Pelajari cara mendisplay  karya dan 
perlengkapan yang digunakan!
A. Ruang Pameran
Ruang dalam penataan pameran terkait dengan persoalan pengelolaan lokasi dan materi pameran. Pameran seni rupa lazimnya dilakukan di galeri, musium atau artshop. Di sekolah ruangan yang dapat digunakan adalah ruang aula, ruang kelas,atau lorong-lorong sekolah.

Dalam konsep teknis , ruang dibagi menjadi ruang dalam (indoor) dan ruang luar (outdoor). Jika pameran di ruang dalam, karya yang disajikan disesuaikan dengan bentuk ruangan. Bila di luar ruangan keadaan cuaca harus diperhitungkan. Jika pameran di ruang dalam, bagian yang penting adalah memperhatikan bentuk ruangan, luas ruangan, dinding yang bisa dipergunakan untuk menempel lukisan, jendela dan pintu juga di perhatikan untuk disesuaikan dengan karya yang akan disajikan. Dibawah ini contoh ruang pameran indoor dan out door.

                          Gambar 1 : Pameran indoor "Installation View"  karya Agus Suwage
                                                          (sumber://https://indoartnow.com/)               

                                                             
         Gambar 2 : Pameran out door Artjog 10 di Yogyakarta "Floating Eyes"karya Wedhar Riyadi 
                                                              (https://thedisplay.net/2017/)                                                                        

B. Panil/Sketsel
Panil atau sketsel digunakan untuk memasang karya dua dimensi
dan  sebagai penyekat ruangan. Karya dua dimensi juga bisa
dipasang dinding tembok.

C. Pustek/standar display /level.
Pustek adalah kotak yang biasanya dibuat dari papan digunakan untuk
pemasangan karya seni tiga dimensi.

Gambar 3 : Memasang karya seni patung diatas pustek (sumber :fine artamerica.com)

D. Label.
Label adalah informasi atau keterangan karya yang dipamerkan dan ditempel dibawah atau disamping karya. Label sebaiknya seragam. Gunakan kertas yang baik dan dapat menempel pada dinding ,sketsel atau pustek. Lengkapi label dengan judul karya, nama perupa/seniman, medium,dan tahun pembuatan,

Gambar 4 : Contoh label lukisan 


E. Katalog
Katalog dalam pameran berfungsi sebagai alat promosi, referensi dan buah tangan.Katalog bisa dicetak di kertas atau dalam bentuk elektronik /Compact Disk atau DVD.

F. Buku Tamu dan Buku Kesan
Buku tamu berisi kolom nomor, nama, alamat/asal sekolah/kelas dan tanda tangan.
Berfungsi sebagai dokumentasi jumlah pengunjung pameran. Buku Kesan dan Pesan
untuk menampung tanggapan pribadi pengunjung pameran tentang penyelenggaran
pameran atau karya yang dipamerkan.

G. Tata Cahaya
Tata cahaya berfungsi untuk memperjelas karya yang dipamerkan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada panataan lampu di ruangan :
1. Lampu difokuskan pada obyek ( patung atau lukisan).
2. Lampu jangan diarahkan pada dinding yang kosong.
3. Pilih sudut arah cahaya antara 30-45 derajat arah vertikal.
4. Lampu tidak menyilaukan penonton.

Gambar 5 : Pemasangan lampu di ruangan pameran. (sumber : Buku Seni Budaya SMA Kelas X)


H. Fasilitas Pendukung
Fasilitas dan elemen pendukung pameran digunakan untuk memperindah bentuk display dan kenyamanan pengunjung.
1. Kursi untuk istirahat penonton ( bila ruangan cukup luas)
2. Tempat sampah
3. Pot bunga
4. Kipas angin/ AC

I. Teka teki Silang

Untuk mengingat bacaan diatas cobalah isi TTS dibawah ini !
1. Klik kotak yang akan diisi, kotak akan berwarna.
2. Isilah sesuai dengan jawaban dari pertanyaan.

Perlengkapan Pameran Crossword Puzzle » Crossword Puzzle





#perlengkapan pameran#sman2purwokerto#belajardarirumah#tts#crosswords#wfh#senibudaya

Rabu, 01 Februari 2017

PERSIAPAN PAMERAN


Setelah mengetahui pengertian ,tujuan dan fungsi pameran, materi selanjutnya
adalah mempersiapkan kegiatan pelaksanaan  pameran.

A. MERANCANG  PAMERAN

Rencana sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis  agar
pada   pelaksanaannya  berjalan  lancar.  Tanpa perencanaan yang sistematis
sebuah pameran tidak dapat berjalan lancar  sesuai dengan yang diharapkan.
Pelajari tahapan umum dalam perencanaan penyelenggaran pameran
seni rupa berikut ini.

1. Menentukan Tujuan Pameran
Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah
menetapkan tujuan pameran.

2. Menentukan Tema Pameran
Tema  pameran ditentukan setelah tujuan pameran dirumuskan. Penentuan tema
berfungsi untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema
dapat memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan.

3. Menyusun Kepanitiaan
Untuk mencapai tujuan pameran kita perlu bekerjasama dan membagi tugas sesuai
kebutuhan (sangat tergantung dari apa yang dipamerkan,  di mana  pameran
diselenggarakan, dan siapa yang akan menyaksikan pameran tersebut).
Dengan demikian volume pekerjaanlah yang akan menentukan jumlah
dan  susunan panitia.

Biasanya, bentuknya  untuk  tingkat sekolah,struktur  panitia yang sederhana
sudah memadai. Terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan  sejumlah seksi-seksi:
ada yang mengurusi materi pameran (misalnya lukisan, karya desain,kria), display
atau kelompok kerja pemajangan karya, penata cahaya (mengurusi pencahayaan
karya dan ruang pameran). 

Pembuatan katalog (kelompok kerja yang mengurusi data karya, biografi pameris/perupa,
desain dan layout, pencetakan) kuratorial (penulisan naskah yang memberikan informasi
tentang karya-karya yang dipamerkan dan dimuat di katalog). Pembuatan label (informasi
singkat mengenai materi  : judul, tahun penciptaan, media, ukuran, pencipta).

 Gambar 1 :   Contoh halaman dalam katalog pameran seni rupa (sumber :http://bukalapak.com)
Di samping itu  ada juga seksi sponsor atau pencarian  dana, sekaligus bertugas mencari
pembicara dari kalangan perupa pada kegiatan diskusi (diskusi biasanya dilaksanakan 1
hari menjelang hari penutupan pameran), termasuk memilih “tokoh” yang meresmikan
pembukaan pameran. Seksi dokumentasi , publikasi (pembuatan poster, spanduk),  konsumsi,
perlengkapan,keamanan, dan seksi acara, baik dalam pembukaan pameran, pelaksanaan diskusi,
dan penutupan pameran.

Seksi lain yang diperlukan dapat ditambahkan pada struktur panitia pameran sesuai kebutuhan.
Untuk menjalankan tugas-tugas kepanitiaan, administrasi, rapat, dan kegiatan lainnya,
diperlukan ruangan khusus sebagai kantor atau ruang kerja Panitia Pameran.

Gambar 2. Contoh poster pameran seni rupa 
( sumber http://senirupa-unnes.com)
4. Menentukan Waktu dan Tempat Pameran
Menentukan waktu pameran bisa dilakukan saat tidak ada pembelajaran di sekolah pada akhir
semester atau pada acara memperingati hari ulang tahun sekolah. hal ini dimaksudkan agar
penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat disaksikan oleh
segenap warga sekolah.

5. Menyusun Agenda Kegiatan
Penyusuan  agenda  kegiatan  dimaksudkan
untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan
kepada semua fihak yang berkaitan dengan
 proses   penyelenggaraan   pameran.
Agenda   kegiatan disusun  dalam  sebuah
tabel dengan  mencantumkan  komponen jenis
kegiatan  dan  waktu  (biasanya  dalam  bulan,  minggu  dan tanggal).

6. Menyusun Proposal Kegiatan Pameran
Banyak format penulisan proposal yang dapat digunakan, namun pada hakikatnya,
inti dari proposal ialah latar belakang pameran, dasar acuan kegiatan pameran, tujuan pameran, hasil dan dampak pameran yang diharapkan, tema pameran, waktu dan tempat, tata tertib dan lain-lain.

Biasanya  proposal dibuat untuk kepentingan mendapatkan ijin kegiatan, dari pihak sekolah/keamanan, pencarian sponsor, informasi bagi orang tua siswa, informasi bagi pers,
dan pihak-pihak  lain yang menjadi mitra kerja penyelenggaraan pameran. Oleh karena itu
kualitas penulisan dan tampilan  suatu proposal pameran usahakan seoptimal mungkin, untuk
mendapatkan simpati dan dukungan dari berbagai kalangan.

B. MEMPERSIAPKAN PAMERAN

Setelah menyusun perencanaan kegiatan pameran sejak menentukan tujuan hingga
pembuatan  proposal, maka kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan pelaksanaan
pameran. Kegiatan  utama  dalam persiapan  pameran  ini  menyiapkan  dan memilih
karya serta menyiapkan perlengkapan pameran

1. Materi Pameran
Materi pameran seni rupa di sekolah  terdiri dari tiga sumber. Pertama adalah
koleksi karya tugas-tugas siswa terbaik (seni lukis, desain, dan kria atau karya
yang lain) yang dipilih oleh guru dan dikoleksi selama 1 semester.

Kedua, adalah karya-karya siswa yang dibuat atas kehendak sendiri, di luar  tugas
yang diberikan oleh guru di sekolah. Dan yang ketiga, adalah karya-karya siswa yang
memenangkan lomba kesenirupaan (seni lukis, desain, kria, logo, animasi,
dan lain-lain) baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional, yang pernah
diraih oleh siswa yang sedang belajar efektif di sekolah yang mengadakan pameran.

Hendaknya materi pameran mencerminkan juga perkembangan kebudayaan  masa
kini,dimana karya-karya seni rupa  telah menggunakan media dan teknologi baru,
yang telah dipraktikkan oleh sebagian siswa (khususnya para siswa yang bersekolah
di kota- kota besar Indonesia), yakni seni di zaman elektronik, Seperti computer art, 
video art,web art, vector art, digital painting, dan lain-lain, sehingga pengunjung
pameran mendapatkan  sajian yang baru  dengan wawasan seni masa kini.

Digital Painting
Digital Painting adalah melukis / menggambar secara digital dengan menggunakan hardware (komputer) dan software pendukung, yang memudahkan dalam melukis.

Video Art
Video art adalah satu cabang seni media baru yang muncul akibat dari perkembangan teknologi. Suatu cabang seni yang pada awalnya merupakan perlawanan terhadap budaya TV di Amerika. Berbeda dengan cabang seni konvensional, video art bersifat konseptual dengan video sebagai media utamanya. 
Contoh karya Video Art.


2. Kurasi Pameran
Kurasi pameran  biasanya ditulis  kurator  seni rupa,  guru seni  budaya  (seni rupa),
dan dapat pula ditulis oleh siswa yang berbakat menulis  kritik seni. Penulisan iformatif
tentang koleksi materi  pameran  (seni lukis,  seni grafis, desain, kria, dan  lain- lain)
agar mudah dipahami oleh pengunjung pameran. Baik dari aspek konseptual, aspek visual,
aspek teknik artistik, aspek estetik, aspek fungsional, maupun aspek nilai seni, desain,
atau kria yang dipamerkan.

Fungsi seorang kurator antara lain menganalisis berbagai faktor keunggulan seni yang
dipamerkan, di samping menunjukkan pula kecenderungan kreatif  peserta pameran, baik
untuk bidang   seni lukis , desain, atau kria. Sehingga pengunjung mendapatkan bahan
banding  untuk  mengapresiasi karya yang  diamatinya. Artikel kurasi pameran  dimuat
dalam katalog pameran, sehingga  isinya menjadi topik bahasan yang menarik dalam
aktivitas diskusi yang dilaksanakan.

3. Aktivitas Diskusi
Kegiatan diskusi diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan pameran.  Tujuannya adalah
pengembangan wawasan dan  sikap apresiatif. Bagi  pameris  adalah ajang evaluatif
(mendapatkan masukan  dari  peserta  diskusi) dan  sekaligus sebagai peluang menjelaskan
gagasan dan  tujuan  seni yang diciptakannya, alia pertanggunggjawaban karya.

Sebagai pembicara  utama, biasanya dipilih pekritik seni rupa, atau tokoh lain yang dipandang
layak karena keahliannya telah diakui ditengah masyarakat. Pembicara menyampaikan
makalah sebagai topik kajian diskusi (makalah dibagikan kepada semua peserta).

Diskusi dipandu oleh moderator (yang berwawasan seni  baik), bisa oleh siswa, perupa,
atau guru seni budaya. Kegiatan diskusi dikelola olah panitia pameran, dan
didokumentasikan dalam bentuk cacatan tertulis, audio, foto, video, atau film,
sesuai kemampuan panitia pameran






www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com